Menurut kalender Jawa, tiap hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi selalu mempunyai dua macam nama hari. Kombinasi antara hari siklus mingguan dan hari pasaran disebut dengan weton. Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu di sebut hari-hari saptawara, yaitu hari yang tujuh. Sedangkan hari pasaran Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Legi disebut pancawara, yaitu hari yang lima. Untuk mempermudah kita untuk memahaminya, pisahkan dulu nama hari dalam perhitungan weton jawa:
NAMA HARI JAWA
Hari
Dalam siklus mingguan, satu minggu dibagi menjadi 7 hari mingguan, yaitu
1. Senin
2. Selasa
3. Rabu
4. Kamis
5. Jumat
6. Sabtu
7. Minggu
Pasaran
Dalam siklus pasaran, satu pekan terdiri dari 5 hari pasaran, Yaitu:
1. pahing
2. pon
3. wage
4. kliwon
5. legi/umanis
Sistem penanggalan Jawa dan Bali
Dalam kalender jawa, tetap menggunakan hari yang terdapat pada kalender masehi. Terdapat nama 7 seperti yang disebutkan diatas. Akan tetapi akan terdapat nama hari lainnya yang dikenal dengan nama pasaran. Nama-nama hari pasaran dalam kalender jawa yang terdiri atas 5 nama hari ini disebut dengan pancawara. Sistem penanggalan ini masih digunakan masyarakat suku jawa dan bali. Didalam kalender masehi banyak yang mencantumkan hari pasaran jawa ini ke dalam kalender yang dicetak, walaupun ada juga kalender masehi yang tidak mencantumkannya. Kalender indonesia yang terdapat nama-nama hari pasaran jawa disebut juga dengan kalender jawa.
Artikel Terkait:
Contoh nama hari pasaran jawa
Untuk mendapatkan hari pasaran jawa pada tanggal tertentu dalam kalender masehi, tentunya membutuhkan suatu hitungan dan aturan tersendiri. Dan tentu saja akan rumit jika anda tidak mengetahui ilmu penanggalan jawa. Untuk memudahkan anda mendapatkan hari pasaran, anda dapat menggunakan hitungan weton yang ada di website ini atau cek weton online, yang secara otomatis mengeluarkan hasil hari pasaran tertentu pada kalender masehi.
Misalnya
Tanggal 17 agustus 2019, wetonnya adalah Sabtu Wage.
Tanggal sekarang yaitu 18 Agustus 2019, wetonnya adalah Minggu Kliwon.
Presiden Soerkarno lahir pada tanggal 6 juni 1901, weton kelahirannya adalah Kamis Pon.
Presiden Seoharto lahir pada tanggal 8 Juni 1921, weton kelahirannya adalah Rabu Kliwon.
Presiden Joko Widodo lahir pada tanggal 21 Juni 1961, weton kelahirannya adalah Rabu Pon.
Weton
Weton adalah kombinasi antara hari dalam siklus mingguan yang terdiri atas 7 nama hari dengan hari pasaran yang terdiri atas 5 nama hari dalam siklus mingguan. Jadi weton bisa dikatakan kombinasi nama hari dalam kelender masehi dan nama hari pasaran dalam kalender jawa. Weton terkait erat dengan hari kelahiran seseorang atau yang biasa disebut dengan weton kelahiran. Setiap individu mempunyai weton tersendiri.
Weton Kelahiran
Fungsi weton kelahiran dalam budaya jawa terutama digunakan untuk meramal watak, karakter dan sifat seseorang berdasarkan tanggal kelahirannya. Dalam kepercayaan masyarakat jawa ketika seseorang lahir maka sifat dan karakternya akan terkait dengan weton kelahirannya termasuk kecocokan dengan jodoh pasangannya suatu saat nanti. Perwatakan seseorang dapat dilihat berdasarkan weton dan wuku harinya.
Selain untuk menebak dan meramal watak seseorang, weton juga terkait dengan ramalan masa depan yaitu hari baik dan buruk. Perhitungan weton untuk hari baik dan buruk dihitung berdasarkan nilai neptu dari weton tersebut. Perhitungan ini digunakan untuk menjauhkan diri dari segala malapetaka atau sangkala (kala), serta untuk mendekatkan pada keselamatan. Perhitungan weton jawa digunakan untuk mencari kecocokan jodoh, hari baik pernikahan (akad nikah), ritual dan amalan tertentu, mengetahui pekerjaan yang cocok, memulai usaha (dagang), pengobatan dan masih banyak lagi ramalan berdasarkan buku primbon jawa.
Wuku
Wuku adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) masih digunakan di Bali dan Jawa, terutama untuk menentukan “hari baik” dan “hari buruk” serta terkait dengan weton. Wuku juga dibutuhkan untuk menghitung perwatakan seseorang.
Ide dasar perhitungan menurut wuku adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari. Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti, misalkan hari Sabtu Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.
Neptu
Neptu adalah nilai atau angka yang diberikan kepada hari-hari saptawara, yaitu hari yang tujuh. Tiap hari dan pasaran menurut penanggalan Jawa mempunyai bobot angka yang disebut neptu. Berikut ini tabel nama hari beserta nilai neptunya:
Neptu Hari
[table id=1 /]
Neptu Pasaran
[table id=2 /]
Primbon
Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta. Primbon berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan. kitab primbon masih disimpan oleh pemerintah Indonesia dengan pengelolaan koleksi melalui Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang dikoleksi oleh perpustakaan nasional di antaranya Kitab Ta’bir, Primbon Padhukunan Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.
Isi primbon jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, meramal watak manusia, dan yang lainnya. Perhitungan serta ramalan yang beragama itu menggunakan penanggalan atau kalender sebagai dasarnya yang terdiri dari gabungan sedemikian rupa dari hari dan weton. Sejak zaman dahulu, perhitungan waktu dengan menggunakan kalender Jawa sudah digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menentukan waktu bercocok tanam atau acara peringatan.
Hitungan weton menurut islam
Kalender Jawa atau Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat. Sebagian nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah dengan nama-nama Arab, tetapi beberapa di antaranya menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Séla, dan kemungkinan juga Sura, sedangkan nama Apit dan Besar berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Walaupun terdapat nama bulan arab dalam kalender jawa, akan tetapi untuk hitungan weton sendiri tidak terdapat dalam penanggalan kalender Hijriyah.
Demikianlah pengertian singkat mengenai Weton, hari pasaran, wuku, neptu dan primbon. Semoga penjelasan beserta sedikit contoh diatas memudahkan anda memahami pengertian dan perbedaannya.